ketika remaja mengenal cinta

Assalamu'alaikum ^^
Dinda disini hanya mau share secuil pengalamanku selama ngelawatin masa remaja mulai dari bangku sekolah sampe jadi mahasiswi seperti sekarang.
yap, sekarang usia dinda pun masih remaja yang terkadang masih labil belum sepenuhnya stabil, Insyaallah segera menuju stabil. aamiin..

Beberapa hari yang lalu ada seorang adik kecil perempuan yang umurnya sekitar 14 tahun, cerita ke dinda, kalo dia mulai suka-sukaan gtu sama lawan jenisnya, nah karena lingkungannya yg menganggap itu bukan hal yg tabu lagi dan normal" aja, bahkan beberapa temennya pacaran gmna layaknya org dewasa, miriss bgt dengernya, padahal dia tinggal di sebuah kota yang bisa dibilang sangat menjaga norma-norma keislamannya.

Kenapa hal itu bisa terjadi? 

Ketika masa transisi saat anak- anak menuju remaja, mereka cenderung menghabiskan sebagian besar wktunya bersama lingkungannya di sekolah maupun teman bermain, begitu sampe rumah waktunya pun masih tersita oleh gadget, sedikit sekali waktu untuk berbincang dengan orangtuanya, sehingga muncul banyak penyimpangan dalam diri mereka tanpa mereka sadari, mulai tuh punya asa ingin tahu yang lebih, mulai dari mikir "gimana sih pacaran itu?", sampe akhirnya ada celah yang buat si perempuan bisa nuntasin rasa ingin tahunya, ada laki-laki yang mendekatinya, eh kebeneran si perempuan suka juga, udh deh karena kurangnya pengetahuan mengenai larang-larangan Allah, dan didukung sma lingkungan yang menganggap itu hal yang biasa dan lumrah, bahkan klo gk ngejalaninnya dianggap 'gaklaku', 'kuper', 'gkbahagia' dan sebutan-sebutan lainnya, hm .

Untuk mengantisipasi hal-hal yang lebih jauh terjadi, Disini peran wanita sebagai ibu sangat penting. Usia Remaja sangat perlu perhatian dan pengertian, bukan banyaknya aturan yg otoritas. Dengan perhatian dan pengertian pastilah akan lebih mudah mengaturnya. Remaja lebih butuh teman yang bisa memahami hati dan fikirannya, maka dari itu sebagai ibu sangat penting untuk bersikap layaknya teman baik untuk si anak, supaya anak ini gak nyari seseorang yang dianggapnya bisa ngerti dan selalu ada buat dia *likeapacar* hm. Selain itu, alangkah baiknya klo seorang ibu tidak membuat statement yang menyebabkan si anak takut untuk menceritakan semua hal tentang dirinya termasuk kalo dia sedang tertarik sma lawan jenisnya. Seperti:

"Kamu udh besar, gkush suka-sukaan dulu sma lawan jenisnya, fokus belajar aja"

Mungkin si ibu ngerasa baik-baik aja karena dia menasehati kebaikan kepada anaknya, memang benar ini baik, tapi tanpa sadar si ibu udh membuat si anak gak akan berani cerita klo dia lagi suka sama lawan jenisnya, karena di awal ibunya udh ngasih peringatan yang buat si anak berfikir kalo yg dia rasain itu sebuah kesalahan tpi dia bingung gimana harus menyikapi rasa sukanya, karena kurang bimbingan dan pengetahuan hm.

Buat kalian yg berfikir "lah jadi kalo orgtuanya yg bnyk aturan, gk salah dong kita sebagai anak cari kesenangan di luar?"

Hm, coba deh di renungin, kebahagiaan kek gimana sih yang mau dicari?
Bersenang senang dengan pacar?  Hangout sama tmn" yg bnyk mudharatnya? Atau lakuin apapun dengan nurutin nafsumu?
Itu semua senengnya cuma sesaat, tapi dampak buruknya berkelanjutan.
Contohnya, Pacaran trus putus pacaran lagi trus putus lagi, truss diulang, yang sprti itu kmu bilang dapet kebahagiaan? Mending klo cuma pacaran trus putus. Coba klo smpe kecelakaan yang dosa ya kamu, yang malu ya kamu, dimana letak bahagianya?

Coba deh jadi remaja cerdas yang bisa membedakan, cinta tulus atau cuma cinta modus, yang tulus gk akan hadir disaat dia merasa belum cukup untuk membuktikan ketulusannya. Kalo doi bilang sayang ke kamu, dia pasti gk akn tega kalo kamu dan dia mendekati apa yg dilarang Allah yaitu mendekati zina dengan ngajak pacaran, kalo dia bilang sayang ke kamu saat kalian belum sepenuhnya dewasa, percayalah rasa yang hadir itu sudah lebih dulu di campuri godaan syetan.
jadiii, untuk kita yang masih remaja usia belasan gini, sibukkin diri aja sama hal-hal positif yang bisa kita lakukan, ngembangin diri kita di segala bidang yang kita mampu. jangan sampe masa remajamu untuk bisa mengenal banyak teman dan memperluas wawasan di renggut oleh aktivitas pacaran yang melalaikan.
orangtua kita mendidik kita supaya kelak bisa jadi kebanggan, tapi yang perlu diingat kebanggaan di dunia mungkin cuma sementara, ex: kalian jadi orang hebat bisa kasih segalanya ke orangtua dan kalian fikir orangtua kalian kelak bakal bahagia, tapi nyatanya kita gak pernah tahu sampai kapan Allah kasih kita kesempatan untuk bisa hidup di dunia ini bersama orangtua kita. perbekalan yang kekal bukan membekali diri dengan banyak uang, tapi membekali diri dengan ilmu syar'i dan akhlak mulia yang mampu menolong orangtua kita di akhirat kelak. stop maksiat, start taubat! ^.^
Orangtua kmu mungkin bisa dibohongin, tapi Allah gkbisa.

Jangan obral cinta klo akhirnya cuma dusta

Jangan pernah janji klo akhirnya gkbisa tepati

Jangan mudah percaya klo akhirnya kmu hanya diperdaya.

Wassalamu'alaikum ^^

@dindarosanita14 ~

"Nyari cewek itu yang mau nemenin dari nol" lah tapi yakin mau jadi cewek yg nemenin dari nol sebelum akad?

Mungkin banyak diantara kita yg beranggapan, butuh penyemangat dari lawan jenis, yang rela dampingin smpe kita dapetin yg dibilang 'kesuksesan' , yap maybe yg dimaksud kesuksesan duniawi.
Sadar gak sih, ini cuma buang" waktu aja, bisa jadi yg kmu dampingin untuk dapetin kesuksesan itu, ketika udh sukses malah sama org lain. Kecewa? Ya pastilah, karena diawal berharapnya cuma bisa hidup bahagia sma org yg kmu fikir udh pasti jodohmu. Sampe sampe kamu lupa, klo Allah lebih kuasa untuk membolak balikan hati.
Coba deh, untuk para laki-laki, cukupkan Ridho Allah yg dituju dan doa ibumu sbg sarana untuk sampe tujuan, jangan cari sarana lain yang malah menjerumuskanmu kepada kemaksiatan. Kecuali jika kmu memang sudah siap untuk menghalalkan seorang wanita, disitulah kmu mendapatkan 1 sarana lagi untuk mempermudah kmu mendapat Ridho Allah. Yap doa ibumu dan doa istrimu yang mampu mempermudah segala urusanmu, dunia akhirat.
"Tapikan bosen, butuh motivasi juga, butuh support biar bisa segera ngehalalin dia"
Hm, itu hak tiap orang sih, cuma yg perlu diingat laki-laki itu pemegang kendali, mau dibawa kemana rumah tanggamu nanti trgntung  kmu mau lewat jalur mana ktemu jodohmu, jalur yg penuh berkah dengan menjauhi apa yg sudah dilarang Allah, jngn mendekati zina sprti yg ada pada (QS.17:32). Atau memilih jalur yg penuh syahwat dan godaan setan, naudzubillah. Semuanya bakal kerasa dan terbukti ketika membina rumah tangga, klo smuanya berlandaskan ridho Allah maka insyaallah akn slalu saling membahagiakan, tpi klo smuanya berlandaskan pemenuhan duniawi, ya sekedar dunia yg didapat, ketika tiba" diuji dengan suatu kondisi, goyah dan hilanglah ketenangan dalam rumah tangga.
Mau lewat cara apapun ya bakal sama ketemu jodohnya, cuma yang beda keberkahan yg didapat dalam rumah tangga, kalo Allah udh kasih keberkahan itu, segala masalah dan urusan dipermudah, 2 insan manusia bisa lebih diberi kesabaran dan rasa syukur atas nikmatNya, dan bakal jauhh tuh dari yg namanya berantem" hebat, karena orientasi yg dituju ya ibadah ke Allah bukan nurutin ego, dan cinta pun dibangun setelah halal. gkusah jauh-jauh deh, contohnya orangtua jaman dluu yg begitu ada ketertarikan yaudah nikah, gk ada pacaran", bgitu berumahtangga baik' aja awett dibanding orang" jaman sekarang, yg udh memupuk cintanya sbelum halal, bgitu nikah, goyah sdikit omongannya cerai, pisah, dan sebagainya, makanya tingkat perceraian semakin tinggi, naudzubillah. Semua itu karena keberkahan dlm rumah tangga yg belum didapetin seutuhnya.
Dan untukmu, sholihah
Percantik lah hati dan akhlakmu karenaNya, persiapkan dirimu untuk hal yg akan segera menjemputmu, entah kematian atau seseorang. Jangan mudah terbuai dngn laki-laki yang baru menjanjikan, belum membuktikan. Karena dia belum tentu jodohmu. Jika memang hatimu mengharapkan Allah menetapkan dia yg telah berjanji padamu agar bisa bersamamu, maka cukuplah itu menjadi diskusimu bersama Allah. Jangan umbar sikap manis mu kepada seseorang yang belum tentu jodohmu. Simpanlah segala keindahanmu hanya untuk dia yg telah memintamu secara baik kepada orangtuamu.
Jangan sampai kesalahanmu dimasa muda menjadikanmu terlihat remeh dihadapan pasangan halalmu kelak.
Jangan pula kamu buang waktumu untuk mendampingi seseorang yang belum tntu jodohmu, itu hanya menyusahkanmu dalam ketidakbaikan yang menjurus kpd kemaksiatan. Kalo udh halal sih iya aja smuanya bernilai ibadah, Susah seneng pait manisnya kehidupan berpahala. Lah klo belum? semuanya bernilai dosa. Iya klo dikasih umur panjang sempet nikah sma tuh org dan menggugurkan dosa, lah kalo nggk? Mau meninggal dalam keadaan memperjuangkan seseorang yg sbnrnya bukan siapa siapa kmu? Naudzubillah jangan sampe ya sholihah.
Jadi, sebelum semuanya terlambat, hayuk tingkatkan kualitas dirimu dengan perbaiki akhlak dan hatimu karenaNya, serta menjauhi dia yg belum tntu jodohmu, klo emg hati memiliki harapan sma dia, cukuplah deketin si pemilik hatinya, Allah. Dengan begitu Allah akan memberikan apa yg selayaknya kmu dapatkan sebagai buah atas kesabaranmu selama masa menunggu. menunggu yang lebih dulu, ntah kematian atau seseorang.
Btw, ini ditulis hanya berdasarkan opiniku yang bersumber dngn memperhatikan apa yg trjadi di lingkungan sekitar dan dari beberapa sumber bacaan yg pernah aku baca selama ini ya, maapkeun kalo emg bnykk kekurangan dan kesalahan.
~short-note-from-a-sinner~

Yuk kenali dinda lebih dekat ^_^

Assalamu'alaikum  ^.^

Namaku Dinda Rosanita, seorang mahasiswi semester II Jurusan Sains prodi Matematika di sebuah institut negeri ternama yang terletak di ujung sumatera, Lampung.
Aku lahir di Bandar Lampung, 14 April 2000, sehingga saat ini usiaku masih 17 tahun menjelang 18 tahun, aku merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara.

Awalnyaa..
Ketertarikanku dengan matematika sudah dimulai sejak duduk dibangku SD, saat itu bagiku tidak ada pelajaran yang lebih menyenangkan selain berhitung, tapi mindset itu sepertinya hanya berlaku hingga kelas 2 smp, setelahnya aku mulai mengenal tentang ilmu psikologi melalui beberapa buku, dan saat itulah aku menemukan bahwa ilmu psikologi lebih menarik daripadi matematika.
Sejak saat itu aku selalu membaca buku yg berkaitan dengan psikologi terutama untuk remaja yg cendrung Labil dan masih mencari jatidiri. Semakin hari semakin meningkat rasa ketertarikanku. sehingga, mulai kelas 2 SMA aku menyusun prioritas cita-cita yamg ingin diwujudkan. Aku letakkan jurusan psikologi menjadi mimpi utama bagiku, kemudian alternatif berikutnya jurusan statistik dan alternatif terakhir jurusan matematika.
Tapi nyatanya keinginan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan, karena nyatanya setelah selama setahun lebih aku menginginkan jurusan psikologi, tapi semuanya berubah ketika jurusan psikologi tidak ada di perguruan tinggi negeri di kotaku dan orangtua tidak mengizinkanku mengenyam pendidikan di luar kota kelahiranku, alasannya klasik 'karena aku bungsu dan anak perempuan satu-satunya'. Sejak saat itu mengurungkan niat utk menjadi seorang psikolog dan memutuskan untuk masuk jurusan matematika. Sama sekali tidak menyesal, karena aku yakin disinilah jalan yg pastinya lebih baik menurut Allah bukan menurutku ^^
Sebagaimana dijelaskan dalam  QS. Al-Baqarah: 216

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ  وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ  ؕ  وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Dengan begitu, gak akan pernah ada kekhawatiran dalam menjalani apa yg sudah ditetapkanNya, jadi apapun yg terjadi dalam hidup ini jangan pernah ada yg disesali yaa, semuanya hadir pasti menghadirkan hikmah dan pelajaran yg tentunya akan selalu mendewasakan dan membuat kita bersyukur telah melewatinya ^^

See u 🙌
Wassalamu'alaikum